Saham memang merupakan investasi yang berisiko tinggi, tak jarang investor atau trader saham pemula melakukan profit taking meski keuntungan baru 1-2% demi menghindari kerugian di kemudian hari.
Pada intinya, dalam investasi saham, investor atau trader dituntut untuk memahami sejumlah analisis yang nantinya bakal mendukung keputusan mereka baik dalam membeli atau menjual saham.
Ketika kerugian adalah hal yang mereka takutkan, maka besar kemungkinan mereka tidak akan bisa memaksimalkan keuntungan investasinya. Hal inipun seringkali disebut dengan istilah loss aversion bias.
Dilansir dari Investopedia, loss aversion dalam ekonomi didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menghindari kerugian yang ada ketimbang mengambil risiko untuk memaksimalkan keuntungan.
Secara psikologi, hal itu didorong oleh bias emosional. Alhasil seseorang akan bersikap lebih konservatif untuk menyikapi portofolionya.
Apa kabarnya jika investor yang bersangkutan mengalami kerugian? Jika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan sanggup merealisasikan kerugian, dan memilih untuk hold saham dalam jangka panjang maka kerugian portofolio mereka bisa semakin membesar.
Agar Anda lebih memahami kapan waktu yang tepat untuk membeli maupun menjual saham, analisis fundamental adalah kuncinya. Dengan ini, hal-hal seperti taking profit sebelum waktunya bisa diminimalisir.
Ikuti Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar
Saham pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Daftarkan diri Anda sekarang juga di sini