Gunung Berapi di Kutub Selatan Muntahkan Emas Setiap Hari

A stray polar bear is seen in the industrial city of Norilsk, Russia June 17, 2019. Picture taken on June 17, 2019. REUTERS/Irina Yarinskaya/Zapolyarnaya Pravda NO RESALES. NO ARCHIVES.

Gunung berapi Erebus di Antartika mengeluarkan ‘debu emas’ setiap hari. Dalam sehari diperkirakan gunung itu menyemburkan sekitar 80 gram emas yang nilainya sekitar US$ 6.000 atau Rp 91 jutaan.

Debu emas ditemukan menyebar jauh dan luas. Peneliti Antartika mendeteksi semburan debu emas di udara ditemukan hingga 1.000 kilometer dari gunung berapi tersebut, demikian dikutip dari IFL Science, Kamis (3/10/2024).

Erebus sendiri merupakan salah satu gunung berapi paling ganas di benua ini. Sekaligus gunung berapi aktif tertinggi di Antartika dengan ketinggian puncak 3.794 meter dan gunung berapi aktif paling selatan di Bumi.

Dinamai berdasarkan personifikasi kegelapan dalam mitologi Yunani, konon Gunung Erebus sedang meletus saat Kapten Sir James Clark Ross pertama kali melihatnya pada tahun 1841.

Para peneliti mengamati gunung ini dengan melalui saksama citra satelit raksasa geologi. Dari pengamatan tersebut terlihat sedikit warna merah di kawah puncaknya. Ini adalah danau lava yang sangat panas yang telah menggelembung setidaknya sejak tahun 1972.

Gunung berapi ini secara teratur mengeluarkan semburan gas dan uap. Dalam aktivitas gunung berapi sebelumnya, gunung ini diketahui mengeluarkan bongkahan batu yang sebagian mencair yang dikenal sebagai “bom vulkanik”.

Namun anehnya, para ilmuwan menemukan bahwa semburan gasnya mengandung kristal-kristal kecil emas metalik yang ukurannya tidak lebih dari 20 mikrometer.

Gunung berapi ini mungkin paling terkenal karena bencana Gunung Erebus. Pada tanggal 28 November 1979, Pesawat Air New Zealand 901 menabrak sisi gunung dan menewaskan seluruh 257 orang di dalamnya.

Penerbangan tersebut merupakan bagian dari program Air New Zealand yang memungkinkan penumpang melakukan perjalanan dengan penerbangan wisata selama 11 jam dari Auckland ke Antartika dan kemudian kembali ke Selandia Baru.

https://kampalamedicalchambers.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*